Jakarta, LikeNews01 - Keputusan polisi untuk menjadikan Basuki
Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai tersangka kasus penistaan agama telah
menyita perhatian media-media besar di dunia, Rabu (16/11) kemarin,
beberapa di antaranya juga menyebutkan pertaruhan mantan presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dalam kasus ini.
Di Amerika Serikat, kantor berita The Associated Press dan suratkabar terkemuka The Washington Post
mengatakan status tersangka ini menjadi semacam "hadiah" bagi para
politisi yang bersaing melawan Ahok, menjelang pemilihan gubernur DKI
Jakarta Februari 2017.
"Di antara mereka adalah putra mantan presiden Susilo Bambang
Yudhoyono. Yudhoyono sudah memicu kontroversi dengan menyerukan
penangkapan Ahok dan mengatakan dia mendukung demonstrasi 4 November,"
tulis The Washington Post.
(Among them is the son of Susilo Bambang Yudhoyono, a former
president. Yudhoyono courted controversy by calling for Ahok’s arrest
and saying he supported the Nov. 4 protest.)
Media Inggris The Guardian kurang lebih mengatakan hal yang sama.
"Pertaruhan politik dalam pemilihan gubernur ini sangat tinggi,
dengan hadirnya para pemain politik besar di belakang tiga pasang
kandidat, termasuk mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang
putranya, Agus, ikut pemilihan," tulis The Guardian.
(The political stakes for the gubernatorial race are high, with
big political players backing the three pairs of candidates, which
include former president Susilo Bambang Yudhoyono, whose son Agus is
running.)
Media ini seperti mengingatkan bahwa dulu naiknya Ahok sebagai
gubernur ibu kota negara dipandang sebagai simbol kemajuan dan
pluralisme bangsa ini, karena sang gubernur seorang Kristen dan
keturunan Tionghoa, sehingga mewakili dua kelompok minoritas sekaligus.
"Di negara di mana 90% dari 240 juta lebih rakyatnya adalah penganut
Islam, moto negara ini adalah Bhinneka Tunggal Ika, atau berbeda-beda
tetapi tetap satu," kata The Guardian.
(In a country where 90% of its more than 240 million people
follow Islam, the national motto is, Bhinneka Tunggal Ika, or unity in
diversity.)
Jaringan televisi Qatar, Aljazeera, menulis berita dengan judul "Gubernur Jakarta yang Kristen, Purnama, terjerat kasus penistaan agama." (Jakarta's Christian governor Purnama in blasphemy row.)
Reporter Aljazeera menulis bahwa Polri sangat berhati-hati
menangani kasus ini, dan karena tidak ditemukan konsensus dalam gelar
perkara, maka diputuskan biar hakim di pengadilan yang memutuskan apakah
Ahok menista agama atau tidak. Dengan kata lain, Ahok menjadi
tersangka.
"Purnama telah meminta maaf atas ucapannya di bulan September, dan
mengatakan dia hanya mengkritik lawan politiknya, bukan Alquran," tulis Aljazeera.
Media Australia ABC bahkan membuat liputan khusus tentang
kasus ini, lengkap dengan video yang salah satunya memuat wawancara
eksklusif dengan Ahok. Dalam wawancara berbahasa Inggris itu, Ahok mengatakan dia tidak
keberatan menjadi tersangka dan justru ingin mengungkap semuanya di
pengadilan.
"Saya perlu ke pengadilan untuk membuktikan bahwa ini semua hanyalah politik, bukan soal hukum," kata Ahok kepada ABC.
Ahok juga mengatakan bagaimana mungkin dia menghina Islam kalau dia tahu 85% pemilihnya adalah Muslim. Media di negara-negata tetangga seperti The Bangkok Post dan Channel News Asia (Singapura) juga memberitakan penetapan Ahok sebagai tersangka ini.(*)
Nama SBY di Sebut, Ahok jadi Berita Dunia
02:12
Politik
About Unknown
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Morbi adipiscing augue quis augue egestas, sed gravida diam viverra. Ut vehicula quis nisi consequat rutrum.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment